Jumat, 26 Desember 2014

Kopi Senja di Ujung Tangga

Masih sunyi, saat sang Guru menyapa pagiku, Tuhan, indah sekali kadomu hari ini.

Terimakasih Tuhan, ENGKAU Maha Tahu, hari ini aku tak menginginkan kemeriahan pesta di dinding-dinding waktu, sunyi memang, namun dengan cara-Mu yang sangat indah kau memberikan sebuah hadiah yang sangat bermakna. 

Belum selesai syukur pertamaku, kecupan pagi dan ucapan penuh cinta dari anak-anakku segera terbungkus rapi menjadi kado kedua di hari ini. Syukurku.

Semua mengalir begitu saja, dalam sunyi yang membahagiakan. Dan akhirnya akupun tak menduga, bila kado ketiga dari TUHAN masih ada. 

Kado ketiga terangkai dari ujung tangga, tatkala aneka cerita terangkai membingkai kisah-kisah kehidupan. Kerinduan yang terbungkus rapi tak terungkapkan. Cukuplah kata-kata dan cerita dibahasakan dengan penuh keanggunan rasa. Sembari menikmati secangkir kopi luwak tanpa gula ditemani seiris mandarin cake sebagai penanda peringatan hari istimewa. Karena keindahan rasa, bukanlah pada sebuah kemeriahan pesta, namun lebih dalam bermakna manakala dilahirkan dari sebuah ketulusan, tanpa keinginan. Karena semua semata kasih dan cinta. 

Berjeda sejenak, saat kumandang adzan bergema. Dan Tuhanpun memberikan keindahan berikutnya, waktu untuk menghadap pada-NYA. Basah air wudhu membasahi hingga ke dalam jiwa, aku siap menyatu dalam takbir, sujud dan serangkai do'a-do'a yang kuaminkan di dalamnya. Aku mendengar lagi, basmallah itu terucap darinya. Tuhan, indah sekali kado dari-MU hari ini

Hari ini, biarlah bijaksana, damai dan penuh cinta menjadi bagian dari jiwa, yang terus bertumbuh, subur dan berbuah manisnya kehidupan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar