Jumat, 22 November 2013

Aku dan Teman

Engkau menanyakan tentang aku. Hanya seulas senyum tipisku sebagai jawabannya. Sudah terlalu lama kau pergi meninggalkan aku, sudah terlalu jauh jarak yang terbentang. Terlalu banyak yang kau tak mengetahui tentang hidupku. Mungkin, kau nyaris tak mengenaliku. Bila jiwa telah tak seia sekata, takkan lagi rasa yang sama kan tercipta. 

Dulu mungkin berkubang airmata dan tangisan manakala melihatmu tak berpihak kepadaku. Dulu ada amarah, sumpah serapah, dendam kesumat dan tak bisa menerima semua perlakuanmu. Tapi itu dulu temanku. Saat ini kau adalah temanku, teman yang telah berjasa membuatku terjatuh di titik nadir, sehingga membangkitkan sebuah kesadaran akan pencarian kesejatian.

Kesedihan yang dalam menyadarkan aku, bahwa aku berada dalam kegelapan. Dan aku merangkak mencari pelita untuk menemukan cahaya. Dan Tuhanpun mendengar ratapanku, pencarianku disambutNYA dengan memberikan cahaya dan cintaNYA untukku. Sungguh, sebuah ketenangan yang luar biasa, damai yang tak bisa ditukar bahkan dengan seribu cinta darimu temanku..

Semua memang harus terjadi untuk sebuah alasan, dan kitapun harus bertemu dan berpisah untuk sebuah alasan. Tak perlu ada yang disesali, tak perlu ada yang dipertanyakan dan tak perlu ada yang dikhawatirkan. 

Saat ini semua sudah menjadi indah sebagaimana harapan. Keindahan untuk kehidupanmu, dan damai sejati untuk kehidupanku. Biarkan semua berjalan apa adanya sebagaimana kehendak Tuhan, biarlah semua berbahagia menjalani pilihan hidupnya.