Minggu, 11 Maret 2012

Madame Kalinyamat, The Power of Love or Revenge ?

Satu legenda dari tanah Jawa, tentang seorang bernama Retna Kencana, putri dari Sultan Trenggana raja kerajaan  Demak, begitu membekas dalam ingatanku. Alkisah, Retna Kencana dinikahkan dengan seorang Pangeran dari negeri seberang yang bernama Pangeran Kalinyamat. Retna Kencana atau Ratu Kalinyamat adalah perempuan tangguh, bukan sebangsa putri keraton yang lemah gemulai yang hanya bisa ngadi salira saja, namun dia adalah seorang partner tangguh bagi Pangeran Kalinyamat suaminya. Pendamping yang sepadan untuk suaminya yang menduduki jabatan sebagai Bupati Jepara. Namun sayangnya, takdir berbicara lain, dalam sebuah misi pengusutan kematian Sunan Prawata, kematian tragis memisahkan mereka. Dalam keputus asaan kehilangan orang yang sangat dicintainya, maka sang Ratu mengasingkan diri kedalam pertapaan sunyi, hingga menjadi legenda yang masih terdengar hingga di era millennium ini.

Bukan romantisme kisah cinta Pangeran dan Ratu Kalinyamat yang menggores jiwaku, namun melihat betapa, perempuan setangguh Ratu Kalinyamat yang bahkan merupakan pemimpin hebat yang dalam perjalanannya kemudian banyak berbuat untuk bangsa ini dalam mengenyahkan penjajah Portugis dari bumi nusantara itupun bisa terpuruk manakala kehilangan seseorang yang dicintainya. Betapa satu kehilangan, kesedihan yang mendalam bisa sangat mengguncang seseorang setangguh apapun dia.  

Begitupun dalam perjalananku kali ini, tak bisa aku pungkiri, kehilangan dan kesedihan telah membawaku ke Pulau Dewata ini, mengasingkan diri. Kamar ini menjadi rumah pertapaan bagiku, sudah duapuluh hari aku meninggalkan duniaku, sahabat-sahabatku, anak anakku. Berteman dengan suara desau angin, lolong anjing dan suara jengkerik. Namun satu hal yang masih aku yakini, ada rencana Tuhan Yang Maha Baik dibalik semua galau dan hampa ini, aku sedang menunggu panen raya kebahagiaan setelah semua sedih aku tuntaskan disini. Semoga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar